Proyek Sampala adalah inisiatif strategis pertambangan nikel di bawah Nickel Industries Limited, yang berkomitmen untuk mendukung transisi global menuju energi bersih dan berkelanjutan. Terletak di Desa Le-Le, Bahodopi, dalam wilayah Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia, proyek ini terdiri dari tiga konsesi nikel yang saling berdekatan—PT Mandiri Jaya Nickel (MJN), PT Erabaru Timur Lestari (ETL), dan CV Gita Flora (GF)—dengan total luas 6.654 hektar.

Terletak sekitar 36,9 kilometer dari Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Proyek Sampala mendapat keuntungan dari kedekatannya dengan fasilitas rotary kiln electric furnace (RKEF) dan high-pressure acid leach (HPAL) milik Nickel Industries, yang memungkinkan integrasi yang efisien ke dalam aktivitas pemrosesan lanjutan.

Berdasarkan penilaian terbaru, proyek ini memiliki Sumber Daya Mineral awal yang sesuai JORC sebesar 187 juta metrik ton kering (dmt) dengan kadar rata-rata 1,2% nikel dan 0,09% kobalt, yang setara dengan sekitar 2,3 juta ton nikel dan 0,2 juta ton kobalt. Perlu dicatat, estimasi ini didasarkan pada eksplorasi hanya 900 hektar, yang merupakan sebagian kecil dari total area proyek.

Upaya eksplorasi yang sedang berlangsung telah mengidentifikasi Target Eksplorasi berkisar antara 350 juta dmt hingga 700 juta dmt, dengan kadar nikel antara 0,9% hingga 1,1%, yang menunjukkan potensi proyek ini untuk menjadi salah satu deposit nikel terbesar di dunia.

Pengembangan Proyek Sampala bertujuan untuk meningkatkan kemandirian Nickel Industries dalam pasokan bijih nikel, memastikan keterlacakan dan keberlanjutan yang lebih tinggi dalam operasionalnya. Dengan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan, inovasi teknologi, dan keterlibatan masyarakat, Proyek Sampala bertujuan menjadi tolok ukur praktik pertambangan modern dan bertanggung jawab di Indonesia dan secara global.